PDHB drh. Cucu Kartini S, dkk - Praktek Dokter Hewan Bersama drh. Cucu Kartini S, dkk

Feline Calicivirus

pdhbvet.com Client Education Leave a comment

Feline Calicivirus adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus dari famili caliciviridae. Virus calici ini merupakan salah satu dari jenis cat flu yang paling sering menyerang kucing selain herpes virus (FHV).

Virus ini dapat masuk ke dalam tubuh melalui mata, hidung (pernafasan) dan mulut. Karena partikel virus yang sangat kecil dan mudah menempel pada sembarang tempat, seperti lantai, tempat tidur kucing, makanan, air minum, dan bahkan baju atau tangan manusia yang tidak steril, maka penularan dapat sangat cepat terjadi. Masa inkubasi dari virus ini relatif cepat yaitu 2 – 4 hari.

Saat virus calici ini sudah masuk ke dalam tubuh, maka selanjutnya virus ini akan memperbanyak diri (replikasi) pada sel epitel di saluran pernafasan, conjunctiva, lidah dan pnemuosit alveoli paru-paru.

Berdasarkan tingkat keganasannya (pathogenisitas), virus ini dibagi menjadi 4 tipe

  1. Mild calici gejala klinis ringan, dan apabila daya tahan tubuh tinggi maka dapat sembuh dengan sendirinya, tingkat kesembuhan tinggi > 90%
  2. Moderate calici gejala klinis tampak jelas, seperti mata berair, bersin, pilek, anorexia, demam, ulkus pada lidah, salviasi dan sesak nafas. Tingkat kematian pada tipe ini cukup tinggi, yaitu 50%.
  3. Limping Kitten Syndrome dapat terjadi pada kucing yang baru lahir, dengan gejala arthritis, serta pembengkakan dan nyeri sendi
  4. Virulent strain of calici virus (FCV-ari) merupakan tipe yang paling ganas dan mematikan, tingkat kematian > 60%. Gejala yang tampak dapat berupa pembengkakan pada muka dan paw, demam, sesak nafas, ulkus lidah yang parah (dapat sampai berdarah), perdarahan dari hidung (epistaksis), dan dapat disertai dengan kekuningan pada membran mukosa (jaundice).

Gambar 1. Kucing yang terkana calici (mata berair, pilek, sesak nafas dan salivasi)

null

Gambar 2. Ulkus lidah (kiri), ulkus lidah yang disertai perdarahan (kanan)

Pencegahan terbaik untuk menghindari terjadinya infeksi virus ini adalah dengan melakukan vaksinasi secara rutin. Umumnya vaksin untuk virus calici ini tidak sendiri, melainkan vaksin gabungan dengan virus herpes.

Diagnosa untuk virus ini umumnya hanya berdasarkan gejala klinis saja. Untuk definitif diagnosa maka perlu dilakukan isolasi virus, yang dapat diambil dari sample air liur (saliva), swab hidung atau darah. Teknik PCR merupakan cara terbaik untuk mengetahui infeksi virus ini secara pasti.

Terapi yang dapat dilakukan untuk kasus ini adalah:

  1. Menjaga cairan tubuh dengan memberikan terapi cairan (infus)
  2. Humidity airways dengan menggunakan nebulizer
  3. Antibiotik spectrum luas untuk mencegah infeksi sekunder (doxycycline, chloramphenicol)
  4. Analgesic dan anti inflasmasi (prednisolone) jika diperlukan, karena dapat menimbulkan efek samping
  5. Antivirus interferon alpha (pada beberapa kasus memberikan efek positif), namun peluang kegagalan untuk antivirus ini membunuh virus calici masih cukup tinggi karena virus calici ini mudah bermutasi.
  6. Immunostimulant untuk peningkat daya tahan dan dapat juga dibantu dengan memberikan vitamin C melalui jalur intravena.

Daftar Pustaka
Lappin MR. 2001. Feline Internal Medicine Secret. Philadelphia : Hanley & Belfus Inc
Rand J. 2006. Problem-based Feline Medicine. London : Elsevier Sauders
Norworsthy GD, dkk (2006). The Feline Patient 3rd Edition. Iowa : Blackwell Publishing


Batu Kantung Kencing (calculi vesica urinaria) pada Anjing

pdhbvet.com Client Education Leave a comment

Batu kantung kencing atau dikenal dengan istilah calculi / urolith, merupakan bentukan batu yang terjadi akibat adanya penumpukan mineral (kalsium, magnesium, phospat). Bentukan batu ini bisa dalam bentuk batu-batu besar dengan jumlah sedikit (umumnya pada anjing betina) atau kumpulan batu-batu kecil berbentuk seperti pasir dan kerikil dalam jumlah banyak (umumnya pada anjing jantan).

Penumpukan mineral pada kasus ini dapat disebabkan oleh:

  1. Pemberian pakan dengan kandungan mineral yang tinggi/ kurang seimbang
  2. Kurangnya asupan minum
  3. Perubahan derajat keasaman (pH) urin, umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri.
  4. Faktor genetik dan predisposisi breed

Jenis-jenis batu urolith yang terdapat pada anjing, diantaranya:

  1. Struvite (magnesium ammonium phospat) 54% urolith pada anjing
  2. Calcium Oxalate 28%
  3. Urate 7%
  4. Cystine 1.5%
  5. Lain-lain (silica, calcium phospat, dll) 9.5%

Gejala klinis yang tampak pada kasus ini diantaranya

  1. Urin bercampur darah (hematuria)
  2. Merejan saat pipis/ urinasi (stranguria)
  3. Meningkatnya frekuensi urinasi dengan volume urin sedikit-sedikit (Pollakiuria)

Gambar 1. Proses pengeluaran urin dengan metode kateterisasi, urin tampak berwarna kemerahan (hematuria)

Penyakit kencing batu ini cukup mudah di diagnosa dengan pemeriksaan penunjang seperti USG dan x-ray. Pada penggunaan USG akan terlihat massa hiperechoic berbentu bulat, kerikil atau kristal pada kantung kencing dengan acoustic shadowing pada bagian bawah dari massa. Sedangkan pada hasil x-ray akan terlihat massa radiopaque pada kantung kencing.

Gambar 2. USG Calculi pada Kantung Kencing

Gambar 3. X-Ray Calculi pada Kantung Kencing

Penanganan terbaik untuk kasus urolith ini adalah dengan melakukan tindakan operasi pengangkatan batu. Tindakan operasi pada kasus ini cukup beresiko, karena tidak jarang kerusakan yang terjadi sudah mencapai ginjal, sehingga pemeriksaan laboratorium darah sebelum dilakukan tindakan operasi sangatlah diperlukan.

Gambar 4. Batu pada kantung kencing, anjing betina (kiri), anjing jantan (kanan)

Tidak jarang kejadian urolith ini dapat berulang sehingga analisis jenis batu sangat diperlukan untuk mengetahui pilihan diet pakan yang tepat.

Daftar Pustaka
Darcy H Shaw dan Sherri L Ihle. 2006. Small Animal Internal Medicine. Iowa : Blackwell Publishing
Richard W Nelson dan C Guillermo Couto. Small Animal Internal Medicine 3rd Edition. Missouri : Mosby
Stanley I Rubin dan Anthony P Carr. 2007. Canine Internal Medicine Secret


Hati hati Parasit darah (Erlichia spp dan Anaplasma Spp) dapat menimbulkan uveitis sampai mengakibatkan kebutaan.

pdhbvet.com Education, Uncategorized, Vet Information Leave a comment

By: Drh. Cucu K. Sajuthi

Parasit darah Erlichia dan Anaplasma merupakan protozoa yang menginfeksi sel darah merah anjing. Parasit darah ditularkan dari gigitan caplak Ripichepalus ( tick).

Penyakit ini menular pada anjing dari berbagai ras dan umur,  melalui gigitan kutu ‘Tick’. Patogenitasnya  diperparah manakala anjing  dalam kondisi stress, ada penyakit lain  dan gizi yang tidak seimbang.

Gejala klinis yang dijumpai pada anjing yang menderita parasit darah adalah demam ( 39.4 sd 40 °C ), agak lesu, kadangkala  nafsu makan  menurun disertai feses lembek,  ptechie  sampai epistasis/mimisan dan uveitis.

Peneguhan diagnose selain melihat  gejala klinis diatas, juga dilakukan ulas darah ,pemeriksaan hematology terutama tromocytopeniadibawah 50,000 μl dengan MPV rendah  dan test kit idexx canine 4 Dx plus yang dapat mendiagnosa beberapa penyakit parasite darah (Anaplasma sp, Erlichia sp, Lyme disease dan heart worm)

4dx jpeg

Uveitis adalah peradangan yang terdapat pada daerah iris, ciliary body dan choroid.

Dibawah pemeriksaan sinar lampu/illuminator  yang terang dan diperiksa matanya dengan menggunakan kaca mata pembesaran (“OPTIVISOR”) 2 X ,  pemeriksan difokuskan pada daerah anterior Chamber, “clear cornea” dan irisnya terhadap inflamasi.

Pada anterior chamber terdapat  flare (kekeruhan dari  sel PMN /polymorphonuclear , semakin rendah trombocyt akan terjadi hypema, dan jika terinfeksi dengan bakteri lain akan terlihat hypopion ).

Pada iris akan terlihat pembengkakan sampai perubahan warna menjadi lebih gelap .

 Pada “clear cornea “ terlihat  deep vaskularisasi  tergambar pembuluh darah kecil dan halus pendek pendak  berasal dari limbus mengarah ke sentral kornea.

deep vas cropdeep vascularisasi pada “ clear cornea  pada “Chow chow dengan  erlichiosis dan anapalasmosisdeep vascularitation edit

Uveitis yang tidak teramati dengan baik dan tidak diberikan pengobatan yang tepat, akan berahir pada peradarangan yang semakin parah, sehingga akan menutup iridocorneal angel sebagai tempat drainage aqueous humor , sedangkan disisi lain peradangan iris dan cilliary body  secara terus menerus cairan aqueous humor, proses ini akan menimbulkan glaucoma sekunder dan berahir pada kebutaan.

Untitled

hypema  pada pommeranian terinfeksi erlichiosis 

glaukoma

Glaucoma ODS dan perdarahan pada Dobermaan dengan infeksi erlichiosis dan anaplasmosis –> buta 


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 ... 16 17   Next »