LAPORAN KASUS
HIDROMETRA PADA ANJING POMERIAN
Diah Pawitri, Erni Sulistiawati, Endang Y Astuti, Cucu K.Sajuthi
Praktek Dokter Hewan Bersama 24 jam, DrhCucu K. S, dkk
Jl. Sunter Permai Raya, Ruko Nirwana, Sunter Asri Tahap III Blok J-1 No. 2
Sunter, Jakarta Utara
Abstrak|
Hidrometra merupakan suatu kondisi klinis yang disebabkan oleh pembesaran uterus akibat akumulasi cairan yang berlebihan dengan konsentrasi cairan yang rendah dan steril. Kondisi ini seringkali tanpa disertai tanda klinis sistemik yang signifikan, dan umumnya terjadi pada yang hewan betina dewasa atau betina tua yang tidak di steril. Kasus ini melaporkan hidrometra pada seekor anjing pomerian betina bernama Happy, umur 6 tahun, dengan keluhan perut mengeras dan besar seperti hewan bunting. Pemeriksaan fisik dilakukan dengan palpasi dan teraba adanya undulasi masa di sebelah kiri, tepatnya di bawah lambung. Uji pendukung dilakukan hematologi lengkap dan profil kimia darah, hasil kedua uji pendukung menyatakan bahwa semua nilai peubah berada dalam rentang nilai normal. Berdasarkan uji pendukung lainnya radiografi dan ultrasonografi serta evaluasi sitologi dari efusi uterus, maka diagnosa kasus ini dapat di tegakkan sebagai hidrometra dengan deferensial diagnosa mukometra, hemametra atau kista endometrium. Operasi ovariohisterektomi (OH) merupakan solusi terapi terbaik, dari hasil OH menunjukkan pula bahwa hidrometra kasus ini terjadi secara unilateral dengan cornua uteri kiri yang membesar diameter 30 cm, terdiri dari lobus-lobus seperti kista berisi cairan sereous sebanyak lebih dari 2 liter. Prognosa hidrometra adalah fausta, sebaliknya diagnosa infausta pada kasus akumulasi darah pada uterus atau hemametra oleh karena kehilangan darah yang berlebihan dan dapat menyebabkan anemia sehingga dapat mengancam nyawa hewan yang bersangkutan. Kata kunci : Hidrometra, uterus, progesterone, anjing pomerian
PENDAHULUAN
Hidrometra adalah akumulasi cairan sereous di dalam uterus, analisis sitologi menunjukkan minimnya sel (hiposelular) atau bahkan aselular, keadaan ini normal pada uterus anjing selama estrus atau pada kondisi kista hiperplasia. Hidrometra adalah bagian dari pseudopregnancy atau lokal endometrial hyperplasia (Pretzer 2008). LAPORAN KASUS Kami melaporkan kasus seekor anjing betina Pomerian bernama Happy, umur 6 tahun yang datang ke klinik PDHB drh. Cucu K, dkk pada tanggal 7 Agustus 2011. Anamnese hewan antara lain hewan gelisah, malas bergerak tetapi nafsu makan masih cukup baik, keadaan umum lainnya tidak bermasalah. Hewan pernah di kawinkan pada bulan Juni 2010, tetapi tidak terjadi kebuntingan. Keluhan lainnya perut membesar dan mengeras terlihat seperti hewan bunting, diamati sejak bulan April 2011. Pemeriksaan fisik dengan palpasi teraba undulasi massa di sebelah kiri di bawah lambung. Pemeriksaan laboratorium meliputi, hematologi dan kimia darah telah dilakukan, hasil kedua uji pendukung ini menyatakan semua nilai analisis uji diagnostik tersebut berada dalam rentang nilai normal. Radiografi melaporkan adanya pembesaran uterus, sedangkan ultrasonografi menunjukkan pembesaran terjadi pada kornua uterus kiri, terlihat multipel vakuol yang berisi cairan serupa kista. Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik, radiografi, Ultrasonografi maka diagnosa klinis ditegakkan sebagai hidrometra dengan deferensial diagnosa kista endometrium.
Gambar 1. Hasil USG. Multipel vakuol dengan ukuran bervariasi pada endometrium uteri dan berisi cairan Gambar
2. Laparatomi OH. Pembesaran kornua uterus kiri dengan diameter 30 cm
Pada tanggal 13 Agustus 2011 di lakukan operasi OH, hasil operasi diketahui terjadi perluasan dan pembesaran kornua uterus kiri dengan diameter 30 cm (gambar 2 dan 3), lesio berisi cairan serous lebih dari 2 liter, sementara korpus dan kornua kanan uterus terlihat tidak ada perubahan (normal). Cairan sereous uterus tersebut memiliki berat jenis cairan 1015, dan hasil sitologi melaporkan tidak di temukannya sel endometrium maupun sel tumor sehingga diagnosa morfologi adalah multipel kista endometrium. Pada ovarium kiri ditemukan juga kista ovari dan tidak terlihat adanya korpus luteum, sementara pada ovarium kanan tidak terlihat folikel, kista maupun korpus luteum (gambar 4). DISKUSI Hidrometra adalah suatu keadaan klinis akibat akumulasi cairan yang berkonsentrasi rendah (encer) dan steril pada uterus tanpa disertai tanda klinis sistemik yang signifikan. Akumulasi cairan dapat terjadi akibat sekresi cairan yang berlebihan dan terakumulasi dalam uterus olehkarena saluran keluar alaminya terhalangi oleh beberapa hal (Pretzer 2008).
Gambar 3. Uterus dan Vesika Urinaria A. Kornua Kiri B. Kornua Kanan C. Korpus Uteri D. Servik Uteri E. Vesika Urinaria
Pada kasus ini diketahui bahwa Happy memiliki siklus ovulasi yang normal, pada bulan Juni 2010 terjadi estrus dan di kawinkan tetapi tidak terjadi kebuntingan. Estrus berikutnya lepas dari pengamatan pemilik dan terlihat kembali oleh pemilik pada bulan April 2011, tidak di kawinkan tetapi perut membesar hingga akhirnya pada bulan Agustus di bawa ke klinik. Menurut Pretzer (2008) hormon estrogen dan progesteron mengalami variasi perubahan tingkat kosentrasinya dalam setiap tahapan siklus estrus, mengikuti siklus ovulasi hormon plasma progesterone meningkat dan menstimulasi pertumbuhan endometrium dan kelenjar mensekresi cairan sambil menekan aktivitas myometrium. Saat estrus pada anjing betina terjadi kongesti dan edema pada endometrium dan mukosa ditutupi oleh sekresi sanguineous, sekresi ini merupakan produk dari epitelium kelenjar. Di bawah pengaruh progesterone jaringan sel dari kelenjar berproliferasi sehingga menyebabkan hiperplasia sampai level progesterone mencapai puncak. Menurut Feldman dan Richard (1996) induksi hormon progesteron ini dapat menyebabkan endometrium hiperplasia dan umumnya terjadi pada anjing betina usia 6 tahun keatas, pada kejadian patologik hiperplasia yang progresif dapat membentuk kista endometrium. Cystic endometrial hyperplasia (CEH) dapat menyebabkan hematometra, pyometra, mucometra atau hydrometra, dan banyak faktor dari penyakit uterus pada anjing betina. Penebalan endometrium pada kasus CEH, diketahui terjadi karena peningkatan ukuran, jumlah kelenjar endometrium disertai penigkatan aktivitas sekresi kelenjar. Sel epitel mukosa endometrium berliku-liku dengan sitoplasma bening dan hipertonik, serta stroma menjadi edematous. CEH dapat ditandai oleh adanya sekresi cairan transparan dan kental pada lumen uterus. Cairan ini sterile, jika uterus yang berisi cairan ini tersumbat maka dapat memiliki kecendrungan menjadi hidrometra Stimulasi progesteron yang meningkatkan sekresi kelenjar endometrium, penurunan kontraktilitas myometrium dapat menyebabkan penutupan servik. Penyumbatan servik pada fase ini dapat mengakibatkan korpus dan kornua uterus meluas dan membesar (Oh et al. 2005) Konfirmasi diagnosa CEH sulit karena diagnosa tersebut biasanya tidak berkaitan dengan tanda-tanda klinis kecuali jika isi uterus terinfeksi. Penegakkan diagnosa CEH yang tidak terinfeks memerlukan biopsi uterus (Smith 2006). Percobaan OH dengan meninggalkan sebagian dari uterus, ternyata menyebabkan uterus meluas dan membesar (menggembung) serupa kista dengan cairan bening. Hal tersebut juga merupakan bagian dari pseudopregnancy.
DAFTAR PUSTAKA
Feldman EC; Richard WN. 1996. Canine and feline Endocrinology and reproduction. WB Sounders company. Philadelphia USA Oh Ki-Seok, Chang-Ho Son, Bang-Sil Kim, Shun-Shin Hwang, You-Jung Kim, Su-Jin Park, Jae-HoJeong, CheolJeong, Sung-Hee Park, Kyoung-Oh Cho. 2005. Segmental Aplasia of Uterine Body in an Adult Mixed Breed Dog. Journal of Veterinary Diagnostic Investigation September 2005 vol. 17no. 5 490-492. Pretzer,S.D. 2008. Clinical presentation of canine pyometra and mucometra: A review. Abilene Animal Hospital, P.A., 320 NE 14th Street, Abilene, KS 67410, USA Smith,Frances O. 2006. Canine pyometra. Smith Veterinary Hospital, Inc., 1110 East Highway 13, Burnsville, MN 55337, USA
Gambar 3. Uterus dan Vesika Urinaria A. Kornua Kiri B. Kornua Kanan C. Korpus Uteri D. Servik Uteri E. Vesika Urinaria