Heat stroke pada Anjing

admin Vet Information 11 Comments

Heat stroke pada Anjing
Oleh: drh. Agus Efendi

anjing

Hiperthermia merupakan kejadian peningkatan suhu tubuh anjing diatas nilai normal (37,8 – 39,2 oC). Hiperthermia dapat dibedakan menjadi hiperthermia pirogenik (pireksia atau demam) dan hipertermia non-pirogenik. Heat stroke merupakan bentuk dari hiperthermia non-pirogenik (tanpa adanya gejala peradangan) yang terjadi saat mekanisme tubuh untuk menghilangkan panas tidak mampu mengakomodasi panas yang berlebihan sehingga dapat memicu disfungsi organ multisistemik sehingga heat stroke  merupakan kasus emergensi yang memerlukan terapi secepatnya. Suhu tubuh kritis yang dapat menyebabkan disfungsi organ multisistemik adalah 42oC karena nekrosis seluler, hipoksia, dan denaturasi.

 

Penyebab

Anjing tidak dapat berkeringat (kecuali pada sebagian kecil pada bantalan kaki dan hidung) sehingga anjing tidak toleransi terhadap suhu lingkungan yang tinggi. Anjing tergantung pada mekanisme panting untuk menurunkan suhu tubuh dengan cara pertukaran udara yang bersifat panas dari dalam tubuh dengan udara yang lebih dingin dari lingkungan.  Namun saat suhu udara lingkungan mendekati suhu tubuh maka pendinginan temperatur tubuh melalui panting tidak akan efisien.

Situasi yang umum dapat mengakibatkan heat stroke pada anjing antara lain:

  1. Anjing ditinggal di dalam mobil pada cuaca yang panas
  2. Exercise berat pada cuaca yang panas dan lembab
  3. Sedang menderita penyakit jantung dan paru-paru yang mengganggu efisiensi pernafasan
  4. Sedang dibrangus dalam kondisi sedang dikeringkan menggunakan pengering rambut
  5. Sedang menderita demam yang tinggi atau dalam keadaan seizure
  6. Sedang dikurung pada tempat yang beralaskan beton atau aspal
  7. Sedang dikurung tanpa atap dan air minum yang segar di cuaca yang panas
  8. Pernah menderita heat stroke sebelumnya.

Predisposisi

Anjing yang beresiko besar terserang heat stroke yaitu ; memiliki riwayat heat stroke, intoleran panas akibat rendahnya penyesuaian diri, kegemukan, buruknya kondisi kardiopulmoner, hipertiroidismus, berpenyakit kardiopulmoner, ras brachycephalic, berbulu tebal, dan dehidrasi. Anjing – anjing besar serta berbulu gelap lebih beresiko mengalami heat stroke.

Patofisiologi

Keadaan hiperthermia akan menginduksi vasodilatasi pembuluh darah sehingga menyebabkan darah menggenang di daerah kaki dan volume cairan ekstraseluler akan berkurang akibat evaporasi. Hal tersebut akan mengakibatkan penurunan cardiac output dan tekanan darah terutama di pembuluh darah kulit. Penurunan tekanan darah akan mengakibatan kelemahan, malas, mual, dan hilangnya kesadaran. Suhu tubuh yang tinggi dan berlangsung lama akan mengakibatkan edema cerebral yang akan berujung kematian.

Suhu tubuh yang tinggi dapat mempengaruhi langsung sel-sel tubuh dan pelepasan sitokin (misalnya interleukin, tumor nekrosisfaktor, dan interferon) dari sel-sel endotel, leukosit, dan sel epitel. Kejadian di atas akan menghasilkan respon peradangan secara sistemik yang akan mengakibatkan disfungsi multiorgan, encephalopati, rhabdomyolisis, dan gagal ginjal akut.

Gejala

Anjing yang teserang heat stroke akan memperlihatkan panting yang berat dan kesulitan bernafas, lidah dan membran mukosa akan terlihat merah cerah, saliva kental dan terkadang muntah. Suhu rektal meningkat dari 40ºC dan selanjutnya anjing secara progresif akan lemah dan diare berdarah. Dalam keadaan shock, bibir dan membran mukosa akan menjadi abu-abu, kolaps, seizure, koma dan kematian.

Pemeriksaan klinis terhadap anjing yang terserang heat stroke akan dijumpai; panting, hipersalivasi (berliur), hiperthermia, membran mukosa kemerahan, detak jantung cepat, , shock, kesusahan bernafas, bintik bintik merah di kulit, gemetaran, kejang, koma, keadaan lanjut sampai muntah darah dan diare berdarah hingga kematian.

Diagnosa

Diagnosa penyakit heat stroke berdasarkan peningkatan suhu tubuh diatas normal tanpa adanya gejala peradangan. Panting dan hipersalivasi tidak terdapat pada demam yang sebenarnya. Pemeriksaan darah lengkap mungkin membantu mengetahui perjalanan penyakit. Uji laboratorium lainnya yang penting dilakukan yaitu activated coagulation time (ACT) atau laju endap darah (LED) untuk mendeteksi adanya disseminated intravascular coagulopathy (DIC) sebagai komplikasi dari heat stroke.

Terapi

            Terapi yang dapat diberikan saat terjadi heat stroke yaitu memindahkan anjing dari lingkungan atau sumber panas ke tempat yang lebih dingin atau lebih baik ke ruangan berpendingin (AC). Apabila suhu rektal melebihi 40oC, maka dilakukan pendinginan dengan menyemprotkan air atau merendam anjing di dalam bak mandi yang berisi air dingin (bukan air es) selama 2 menit atau meletakkan anjing yang telah dibasahi ke depan kipas angin sebelum dibawa ke dokter hewan untuk dilakukan tindakan darurat. Pendinginan tersebut tidak boleh menggunakan es atau air yang sangat dingin karena pendinginan yang ekstrim dapat menyebabkan pembuluh darah berkonstriksi sehingga mencegah tubuh untuk mendingin dan dapat meningkatkan peningkatan suhu internal tubuh. Pendinginan tersebut juga harus terjadi secara lamban sehingga terjadi penurunan suhu tubuh yang rendah secara bertahap untuk menghindari terjadinya DIC. Penurunan suhu yang terlalu cepat akan menginduksi terjadinya DIC.

Pencegahan

            Pencegahan terjadinya heat stroke antara lain yaitu:

  1. Anjing yang terjadi gangguan pada pernafasannya harus dijaga agar tetap di dalam ruangan berpendingin atau berkipas angin pada saat cuaca panas dan kelembaban tinggi
  2. Tidak meninggalkan anjing di dalam mobil dengan cendela yang tertutup walaupun mobil sedang diparkir di tempat yang beratap
  3. Tidak melakukan exercise di cuaca yang panas
  4. Selalu menyediakan teduhan dan persediaan air yang banyak ke anjing yang berada di luar ruangan khususnya kennel dengan alas lantai dari beton atau aspal
  5. Menyediakan permukaan yang lebih dingin seperti papan kayu, keset, atau rumput pada anjing yang berada di luar ruangan